Friday, March 18, 2016

Sangjit Ceremony

Hello everyone - This post written in Bahasa,

Beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya menjalankan proses sangjit atau biasa orang sebut sebagai 'seserahan' versi keturunan Tionghoa. Banyak versi yang beredar tentang tata cara ini, mulai dari jumlah nampan, isi nampan, acara, penerima nampan, dan lain-lain.

Yang saya dan pasangan jalani di sini, merupakan hasil 'modifikasi' tata cara sangjit adat China Benteng. Saya dan pasangan setuju untuk tidak mengikuti semua aturan yang ada, selain karena kepercayaan juga dikarenakan masalah keuangan/budgeting. As we knew, most of the things just only 'buang-buang duit' (nanti saya jabarkan alasannya kenapa). Hehehe... Bukan berarti kita juga tidak menghormati para tetua, buktinya kita masih mau mengikuti acara ini.
Captured By TLM Photography


Biasanya upacara ini dilakukan ketika menjelang resepsi pernikahan (H-30/H-14/H-7), tapi karena hitung-hitungan hari dan pertimbangan dari Mama, kalau sebulan sebelumnya terlalu mepet katanya, makanya dibuat bulan Maret ini.

Well, saya dan pasangan sempet 'kebat-kebit' menyiapkan acara ini. Jujur aja, dalam hati kami tidak ingin dirayakan terlalu heboh karena barang - barang setelah sangjit itu banyak yang tidak terpakai lagi. Bukannya pelit atau ga menghargai tradisi sih, tapi speaking of truth memang seperti itu kenyataannya. Mungkin di jaman dulu, hal-hal ini masih dibutuhkan, tapi melihat situasi sekarang rasanya tidak perlu lagi. Contohnya: pembelian bibit, kertas merah, lilin, arak, tulisan 'double happines', angpo merah, dan segala perlengkapannya. Sesudah sangjit, barang-barang ini tidak terpakai lagi dan alamat terbuang percuma.
Captured By TLM Photography


Kami memutuskan untuk menggunakan 8 nampan, biasanya kelipatan nampan yang digunakan: 6, 8, 10, 12. Adapun isinya nanti saya akan bahas secara terpisah. Mungkin bisa membantu siapa yang akan mau sangjit nanti. Hehehe...

Acaranya sendiri dimulai jam 10.00 di Restaurant Kelapa Kuning, saya sebagai tuan rumah, harus datang lebih awal sebelum pihak laki-laki datang. Sangjit itu identik dengan warna merah, jadi kami pun kompakan pakai warna merah.

Captured By TLM Photography
Ketika pihak laki-laki datang dan sudah bersiap di depan pintu, maka penerima nampan dari pihak perempuan sudah berbaris rapi sesuai urutan. Setelah itu, baru nampan diletakkan di atas meja. Dilanjutkan dengan doa dan perkenalan dari kedua belah pihak keluarga. Setelah selesai, saya dan pasangan menuangkan teh untuk para tamu yang hadir. Lucunya ada mitos yang bilang kalau menuangkan teh tidak boleh tumpah, nanti bernasib buruk. Acara selanjutnya yah sudah bisa ditebak sih... Acara makan-makan atau ramah tamah, selama para tamu dan keluarga menikmati hidangan, saya dan Mama sibuk untuk memisahkan kembali nampan-nampan yang akan dibawa oleh pihak laki-laki.

Capture By Ghita

Nampan tersebut dikembalikan dengan ditukarkan barang-barang untuk keperluan pasangan saya. Seperti pakaian saya ditukar dengan pakaian pasangan, tas sepatu ditukar dengan ikat pinggang, dompet dan sepatu pasangan, ada juga yang diambil sebagian seperti uang sangjit, Mama hanya ambil lembar atas dan lembar bawah, kaki babi, buah, maling, kue hanya diambil separuh dan sisanya dikembalikan kepada pihak laki-laki. Barang hantaran tersebut tidak diambil semua dengan pengertian bahwa sang anak perempuan masih ada 'ikatan' dengan kedua orang tuanya. Jika seluruh nampan hantaran dan uang diambil, berarti si perempuan tidak ada ikatan lagi dengan keluarganya yang berarti sudah milik si laki-laki sepenuhnya (baca: keluarga lebih memilih uang dan benda ketimbang anak perempuannya/sang anak sudah dibeli oleh keluarga laki-laki dengan bayaran hantaran tersebut).

Candid Captured By TLM Photography

Oh iya, seluruh pembawa dan penerima nampan diberikan angpo tanda 'wisit' untuk menolak nasib buruk berisikan uang 2 lembar. Harus berpasangan 2 lembar, jika mau memberikan Rp 50,000 maka harus uang kertas Rp 50.000 dan Rp 2.000 yang dilipat bersamaan. Jangan tanya saya kenapa, karena saya tidak tahu kenapa harus seperti itu.


Captured By TLM Photography

Sebelum pihak laki-laki menyatakan 'berpamitan' maka acara tidak akan selesai dan tuan rumah tidak boleh 'mengusir' keluarga laki-laki. Kami berfoto-foto sebelum keluarga laki-laki berpamitan.

Untuk yang penasaran apa-apa saja yang perlu disiapkan menjelang sangjit, saya buatkan postingan secara terpisah ya, siapa tahu membantu buat kalian yang ingin menyiapkan sangjit dan perlu diingat ini adalah versi saya dan pasangan yah. Stay tune!


Love and Regards,
F.

Share:

0 comments:

Post a Comment